Mulai Serang Erick Tohir, Bukti Kubu Oposisi Tidak Siap dalam Pilpres 2019
Kubu oposisi nampaknya sedang menampakan ketidaksiapkan dalam menghidapi Pilpres 2019. Hal ini dari apa yang dilakukan oleh Sandiaga yang selalu menyerang kubu Jokowi dengan hal yang tidak logis. Pertama, Sandiaga mengomentari tempe yang memiliki ukuran yang setipis ATM. Lalu, membuat statmen uang Rp 100 ribu hanya bisa membeli bawang dan cabai.
Di sisi lain, Sandiaga juga sempat mengungkap mendukung apa yang dilakukan oleh Jokowi untuk mengatasi menguatnya dollar. Sayangnya, statmen itu dibubuhi dengan nada pesimis. Tujuannya, untuk membuat masyarakat takut dan pesimis. Tipe perang seperti ini sudah Prabowo lakukan pada saat Pilgub DKI Jakarta.
Memang ampuh, namun tidak membawa kemenangan di beberapa wilayah lainnya. Seperti di Pulau Jawa. Di mana pasangan yang dia usung kalah begitu saja. Ini menandakan warga di luar Jawa Barat sudah lebih pintar dari DKI Jakarta. Dengan kalahnya sejumlah calon kepala daerah yang diusung oleh oposisi ini juga akan berdampak pada sulitnya mendulang suara di Pilpres 2019.
Hingga, akhirnya Sandiaga mengungkapkan agar kepala tidak menjadi timses salah satu calon pada saat Pilpres. Dengan pertanda seperti ini, kubu oposisi sedang menyatakan diri tidak siap dalam menghadapi Pilpres 2019. Belum lagi, kubu oposisi sulit membuat Partai Demokrat berpijak kepada koalisi yang dia pilih.
Kita sama-sama mengetahui, jika suara Partai Demokrat pecah saat ini. Kepala daerah sudah menyatakan diri untuk mendukung Jokowi untuk dua periode. Orang yang pertama menyatakan diri adalah Tuan Guru Bajang (TGB). Lalu, diikuti oleh kepala lainnya. Dengan kondisi seperti ini, kubu oposisi juga sulit membendung manuver dari Partai Demokrat.
Lalu, kasus nyogok Sandiaga ini masih belum selesai. Andi Arief masih terus mengejek bawaslu yang tidak bisa mengungkap kasus tersebut. Apa yang dilakukan Andi Arief bukan tanpa sebab. Di mana Partai Gerindra tidak memiliki Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendampingi Prabowo. Partai Gerindra malah memilih Sandiaga Uno sebagai pendamping Prabowo.
Belum lagi dengan kondisi, internal PKS yang sudah porak-poranda. PKS memang tidak bermain dua kaki, tapi konflik golongan tua dan muda masih sangat sulit dibendung. Fahri Hamzah masih tetap berkoar atas konflik itu. Lalu, kasus korupsi Nr Mahmudi menjadi pengganjal bagi riwayat PKS ke depan untuk meraih suara Pileg.
Untuk menutupi hal itu, PKS menggunakan #2019GantiPresiden. Sayangnya, gerakan tersebut mendapatkan penolakan di masyarakat. Ini semakin membuat PKS terpuruk. Hastag tersebut dikompromikan diubah. Sayangnya, pihak PKS tetap tidak mau. Bagaimana pun juga, tagar tersebut merupakan jualan PKS untuk menghadapi Pileg.
Lalu, internal Partai Amanat Nasional (PAN) bukan tanpa memiliki konflik. Paska hengkangnya Sandiaga Uno dari Partai Gerindra, PAN ingin Sandiaga Uno bergabung. Sayangnya, Sandiaga hanya memainkan gimmick saja. Kita sering melihat bahwa Sandiaga sering mengggunakan pakaian biru sebagaimana warna dari latar PAN.
Sandiaga hanya membuat PAN memiliki dirinya. Padahal, dirinya masih dimiliki oleh Partai Gerindra. Hal lebih jauh, Partai Demokrat selalu ingin memperlihatkan partai yang besar di antara partai koalisi. Keadaan ini juga turut dikomentari oleh Andi Arief. Siapa lagi partai yang sedang bermasalah?
Kubu oposisi ini juga sedang bermasalah dengan PBB. Hingga, PBB diindikasi akan berbalik mendukung Jokowi. Dugaan ini sudah diperlihatkan Yuzril Jauh-jauh hari. Namun, sikap jelas Yuzril ini masih belum diperlihatkan secara terang-terangan. Partai Gerindra malah menjalin hubungan yang baik dengan Partai Berkarya.
Alasannya, Prabowo akan menggandeng mantan istrinya sebagai sandiaga politik pada Pilpres 2019. Jika pembaca seword sempat menonton film ‘scandal’, pembaca seword akan mengerti bagaimana sandiwara politik yang dilakukan dalam film tersebut. Hal ini akan dilakukan oleh Prabowo dengan mantan istrinya. Prabowo harus membangun sikap family man. Sikap ini, sangat mudah dimainkan untuk mendapatkan dukungan publik.
Jokowi sudah berhasil memperlihatkan sikap family man dengan bermain bersama Jan Ethes. Lalu, menampilkan kedekatan dengan anak-anaknya. Bagaimana dengan Prabowo? Prabowo hanya memiliki anak semata wayang di luar negeri. Hingga saat ini, masih belum menikah. Keadaan ini, sulit dibendung oleh kubu oposisi. Untuk serangan kubu oposisi kepada Erick Tohir adalah salah satu bukti kubu oposisi tidak siap menghadapi Pilpres.
Kubu Jokowi sudah menyerahkan daftar nama yang dijadikan timses. Termasuk Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Maaruf Amin. Dengan keadaan ini, Jokowi telah menunjukan bahwa kubunya siap menghadapi Pilpres 2019. Hingga saatnya nanti, kita akan menyaksikan dagelan ini berhenti kala kubu oposisi menyatakan siap untuk bertarung.
#JokowiLagi

0 Response to "Mulai Serang Erick Tohir, Bukti Kubu Oposisi Tidak Siap dalam Pilpres 2019"
✓ Jangan Lupa anda tinggalkan comment,karena Comment kalian Berharga Bagi saya
✓ Jika Blog ini Bermanfaat maka tidak ada salahnya untuk anda Share
✓ Manusia Jaman Sekarang Lebih Suka Membaca Informasi di Internet
✓ Jangan Fokus untuk memiliki Blog yang bagus,Fokuslah dalam membuat / Memposting konten konten / artikel artikel yang Bermanfaat