Dasar mahasiswa kardus, memalukan dan jadi aib bagi bangsa. Lihat mahasiswa Korea respek dengan Presiden Jokowi tapi mahasiswa Riau malah membuat pocong Jokowi! Edan, mahasiswa ini kalau mau bener, tuh bikin pocong Sandi karena sukses memakai kampanye ayat dan mayat serta membohongi peserta OK OC yang jumlahnya 41 ribu tanpa dimodalin alias dimodalin bibirnya Sandi doang.
Mahasiswa pekok, mahasiswa kardus, begitulah julukan yang tepat untuk para mahasiswa Riau, asal demo dan melakukan aksi tak terpuji. Mahasiswa pendemo Jokowi itu memalukan dirinya dan alamamater serta merendahkan derajatnya sendiri.
Mahasiswa Jakarta lebih cerdas. Massa mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa Jakarta Raya (FAM Jaya), pernah menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Balai Kota, Jakarta, Senin (16/4/2018). Mereka menagih janji program Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno saat masa kampanye Pilkada 2017.
Mereka juga membawa spanduk-spanduk bertuliskan, “Oke Oce Mu Ngibul Bro” dan “KJP Plusnya Mana? KJP Minus Kali Bro”. "Warga Jakarta memilih pasangan Anies Sandi karena janji yang ditawarkan, tetapi realisasinya masih 'nol besar' alias sama sekali belum ada setelah enam bulan berkuasa," ujar orator aksi. Naah, harusnya belajar dari mahasiswa Jakarta!
Mahasiswa Riau ini parah terpapar kardus, tuntutannya konyol. “Kami mahasiswa UIR dan atas nama mahasiswa Indonesia, dengan ini menurunkan Jokowi dari Presiden Indonesia.” Selain mencatut mahasiswa se-Indonesia, mereka pikir gampang banget menurunkan presiden kayak menurunkan celananya sendiri. Bodoh bin pekok!
Memuja Sandi yang pengusaha dan politisi berwajah santun tapi mahasiswa Riau tertipu dengan skandal dan aib yang ditinggalkan Sandi di DKI itu. Belum ditambah skandal bisnisnya dan penipuan tanah bla bla bla. Para mahasiswa itu nggak pakai nalar, langsung menyambut junjungannya si UNo untuk berbicara di kampusnya.
Belum ditambah dengan program fantastisnya bersama partnernya Anies Baswedan yaitu rumah DP nol yang juga fantasi. Lengkap sudah program bodong bin bohong yang mengibuli dan menjebak para warga DKI utamanya mayoritas yang memilihnya saat Pilkada lalu.
Jualan Sandi mengenai OK OCE sembari mengeskpos tempe, bawang dan emak-emak itu memang sangat licin dan licik. Sandi mau memperdaya mahasiswa sembari mengelabui mereka dengan jurus bangonya yang menggenggam kardus.
Bukanlah mengagetkan ketika mahasiswa Riau yang sudah ditemui Sandi sebelumnya ikut bangga bersama sang penipu itu. Sandi dengan licik membagi tipsnya sebagai pengusaha tapi dia nggak membagi tipsnya untuk menang secara licik di DKI dan menipu warga DKI dengan progam OK OCEnya yang penuh mimpi.
Harusnya para mahasiswa itu kalau cerdas minta jadi peserta OK OCE langsung ke Sandi. Dijamin akan dimodalin pake lipbalm alias dimodalin pakai bibir. Kalau mau dekat-dekat nanti bakal dipegang dan diremas-remas tangannya.
Sama seperti sih mahasiswa yang sempat bertemu Sandi, langsung takluk dan lemes. Cair gara-gara kardus sudah membungkus pikirannya yang pekok. Jadilah mahasiswa yang santun dan kalem menjumpai Sandi itu tiba-tiba garang dan kerasukan kardus kalau bicara soal Jokowi.
Berapi-api penuh emosi kalau mengkritisi Pemerintah tapi jadi lemes dan banci kalau ketemu Sandi. Hebat memang Sandi, jurus pengibulannya sangat OK OCE untuk melemeskan mahasiswa yang pekok dan bodohnya tak ketulungan.
Membandingkan prestasi Sandi dengan Jokowi jelas konyol. Apanya yang bisa dibanggakan dari prestasi Sandi selain mengumbar pesimisme dan ngibulisme yang masif, terstruktur dan sistematis. Emak-emak dijadiin sebagai obyek kampanyenya, dieksploitasi dengan tujuan direndahkan.
Seolah emak-emak itu nggak bisa mengatur keuangan dengan bijak, seolah emak-emak itu tak bisa belanja dengan standar biaya belanja harian yang umum berlaku di negeri ini. Jualan emak-emak oleh Sandi plus jualan tempenya justru menunjukkan betapa rendahnya Sandi dalam berkampanye.
Zaman sekarang adalah saman yang maju, berpikir untuk ekonomi itu kemajuan ekonomi itu OK tapi jangan bohongi pakai OK OCE serta pakai tempe! Seolah kehabisan ide, Pak Jokowi sudah mengajak rakyat untuk berpikir maju seraya mengusahan ekonomi maju beserta para menterinya tapi Sandi masih jualan pasar dan sembako dengan pesimis.
Para mahasiswa di Riau dan Jambi, silakan untuk mengkritisi tapi mbok yang pakai nalar dan jangan membabi buta. Mahasiswa dari Riau dan Jambi ini malah anarkis dan hanya termakan oleh hasutan, langsung bereaksi seperti preman.
Inikah generasi milenial? Bukan, mereka generasi masa lalu yang tak punya masa depan. Kualitas mereka sudah diperlihatkan, bukan sibuk meneliti atau studi untuk memajukan bangsa lebih baik tapi dengan gampangnya menggoreng isu yang sudah terklarifikasi lalu diramu dalam aksi yang anarkis dan merendahkan derajat mereka sendiri sebagai kaum intelektual.
Nih, kalau Anda para mahasiswa masih termakan propaganda dari Sandi, nih makan program OK OCEnya yang ngibul abis dan ngeles abis. Silakan kunyah jualan program bibir Sandi yang nyinyir dan anyir itu yang sukses mengibuli warga DKI bersama partenrnya in ngeles dan in ngibul, si gabener terhormat Anies Baswedan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Mahasiswa Kardus, Tuh Kritisi Program Bodong OKE OCE"
✓ Jangan Lupa anda tinggalkan comment,karena Comment kalian Berharga Bagi saya
✓ Jika Blog ini Bermanfaat maka tidak ada salahnya untuk anda Share
✓ Manusia Jaman Sekarang Lebih Suka Membaca Informasi di Internet
✓ Jangan Fokus untuk memiliki Blog yang bagus,Fokuslah dalam membuat / Memposting konten konten / artikel artikel yang Bermanfaat